(KDK II) Teknik Pemberian Obat secara Parenteral
KETRAMPILAN
DASAR KEBIDANAN (KDK II)
Teknik Pemberian Obat secara Parenteral
Dosen
Pembimbing: Desy Dwi Astuti Amd Keb
Disusun
Oleh:
Ema
lestari
Eni
Retnaningsih
Ervina
Dwi Jayanti
Fitri
Yani Susanti
AKADEMI KEBIDANAN PATRIOT BANGSA HUSADA
SEPUTIH JAYA, LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku kelompok 5
(lima) dapat menyelesaikan makalah “Ketrampilan Dasar Kebidanan II” yang
berjudul “Teknik Pemberian Obat secara Parenteral” sesuai dengan
ketentuan waktu yang diberikan.
Kami selaku penyusun makalah menyadari akan
kesalahan yang kami buat, oleh karena itu apabila dalam makalah ini terdapat
kesalahan, diharapkan dapat mengkritik dan memberikan masukan kepada kelompok
kami, agar kami sebagai penyusun dapat mengetahui dimana letak kesalahan kami
guna menyempurnakan makalah kami.
Semoga makalah yang kami buat dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua.
Seputih Jaya, 07 Juli
2015
(kelompok 3)
DAFTAR ISI
Halaman Judul Halaman
Kata Pengantar i
Darftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah
C. Manfaat
D.
Sistematika
penulisan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.
Persiapan
Menjadi Orang Tua
1.1. Definisi Orang Tua
2. Persiapan-Persiapan Menjadi Orang Tua
2.1. Persiapan
Fisik
2.2. Persiapan Psikologis
2. 3.Persiapan
Finansial
3. Menjadi
Orang Tua Baru
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
3. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan
steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.
Suatu
sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau
disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang
paling dalam. Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki
efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral
harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus
memiliki kemurnian yang dapat diterima.
B.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pemberian obat parenteral ?
Apa tujuan Pemberian secara parenteral ?
Bagaimana caranya memberikan ?
C.
Tujuan
Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui dan mengerti akan
cara pemberian sesuai SOP dan melaksanakan mengingat SOP sangatlah penting.
D.
Sistematika penulisan
Makalah ini tersusun atas BAB I PENDAHULUAN yang tersusun atas Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sistematika Penulisan; BAB II PEMBAHASAN
Terdiri dari Mengenal pengobatan parenteral,, macam macam cara pemberian,
peralatan yang dibutuhkan, Analisa Prasat, BAB III PENUTUP Terdiri dari Kesimpulan
dan Daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pemberian Obat Parenteral
Memasukan
obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus suatu atau lebih
lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik. ( depkes RI 1994 ).
Obat
dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam vena dan
pemberian ini lebih cepat diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 ).
Jadi
pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan cara
dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke dalam
vena.
B.
Tujuan
Mencegah penyakit dengan jalan
memberikan kekebalan atau imunisasi.
Mempercepat reaksi obat dalam tubuh
untuk mempercepat proses penyembuhan.
Melaksanakan uji coba obat
Melaksanakan tindakan diagnostik
Pemberian obat parenteral diberikan
kepada :
1. Pasien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat.
2. Klien yang tidak bisa diberikan obat melalui mulut.
3. Klien dengan penyakit tertentu yang hanya bisa mendapatkan pengobatan
secara suntikan ( misalnya insulin).
C.
Mengenal Alat Injeksi
Untuk
memberikan obat secara parenteral perawat menggunakan vial atau ampul, spuit
dan jarum. Spuit mempunyai 3 bagian yaitu ujung yang berhubungan dengan jarum,
bagian luar atau barrel dimana skala tercetak biasanya dalam mililiter, yang
terakhir adalah plunger yang pas dengan bagian dalam barrel dan digunakan untuk
mendorong obat dalam jarum. Ingat spuit plastik harus dibuang setelah dipakai
Jarum, memiliki tiga bagian juga
yaitu ; hub bagian yang dilepaskan dari spuit, batang tipis yang dipasang pada
hub, bevel yaitu bagian landai di ujung. Jarum dengan diameter terbesar adalah
gauge 14 dan yang terkecil adalah gauge 28.
D. Macam Cara
Pemberian Obat Parenteral
Penyuntikan dilakukan dengan cara :
Intra cutan
Subcutan
Intra muscular
Intravena
Perbolus ( prinsip sama dengan
intravena ).
E. Cara Pemberian Injeksi
Injeksi
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh hampir setiap perawat juga harus
dapat melakukannya. Namun pemberian obat ini juga harus mengetahui dimana
tempat yang seharusnya dilakukan. Berikut adalah cara pemberian injeksi sesuai
SOP.
1.
Injeksi Intracutan
Definisi: Adalah pemberian obat atau cairan
dengan cara dimasukan langsung ke kulit.
Tujuan :
·
Melaksanakan
uji coba obat tertentu ( skin test )
·
Membantu
menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu misalnya pada tuberculin test
Peralatan :
Sarung tangan 1 pasang
|
Perlak dan pengalas
|
Spuit sesuai ukuran
|
Nampan
|
Jarum steril
|
Obat sesuai program
|
Kapas alkohol dalam kom
|
Bengkok dan bolpoin
|
Prosedur Pelaksanaan
Tahap Pra Interaksi
Melakukan verifikasi data sebelumnya
Mencuci tangan
Menyiapkan obat sesuai prinsip (
mengambil 0,1 cc dan encerkan lagi dengan aquades hingga menjadi 1cc. 0,1 cc
sebelumnya diambil dari 5 cc obat yang sudah diencerkan )
Membawa alat ke dekat klien dengan
hati hati
Tahap Orientasi
Memberikan salam
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Menanyakan kesiapan klien
Tahap kerja
Membaca tasmiyah
Mengatur posisi klien sesuai
kebutuhan , Memasang perlak dan alasnya
Membebaskan daerah yang akan di
injeksi
Memakai handscoon
Bersihkan kulit yang akan disuntik
menggunakan kapas alkohol
Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk
meregangkan kulit
Tusukan spuit dengan kemiringan 15 –
20 , jarum masuk kurang lebih 0,5 cm
Masukan obat secara perlahan,
pastikan ada benjolan kira kira satu biji kacang lalu Cabut jarum dari tempat
penusukan
Beri tanda lingkaran pada benjolan
tadi.
Buang spuit kedalam bengkok.
Tahap Terminasi
Merapikan pasien
Membaca tahmid, berpamitan dengan
klien dan keluarganya
Bereskan alat alat
Cuci tangan
Dokumentasi
2 Injeksi Sub Cutan
Definisi: Memberikan
obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan atas sebelah
luar, pada bagian luar daerah dada dan daerah yang dianggap perlu.
( dep kes RI 1994 )
Injeksi
subcutan adalah memasukan obat ke dalam jaringan lemak tepat dibawah kulit( WHO
1998 )
Jadi
kesimpulannya injeksi Sub Cutan adalah Pemberian obat dengan cara dimasukan
langsung kebawah kulit.
Lokasi :
Area vaskular disekitar bagian
lengan luar atas, abdomen dari batas bawah costa sampai iliaca dan bagian
anterior paha.
Peralatan :
Sarung tangan 1 pasang
Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
Jarum steril
Kapas alkohol dalam kom
Perlak dan pengalas
Obat sesuai program terapi
Baki atau troli
Bengkok 1
Prosedur Injeksi :
Tahap Pra Interaksi
Lakukan verifikasi data
Mencuci tangan
Menyiapkan obat sesuai aturan
Membawa alat ke dekat klien
Tahap Orientasi :
Memberikan salam
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Menanyakan kesiapan klien
Tahap Kerja :
Baca tasmiyah
Atur posisi klien sesuai kebutuhan
Pasang perlak dan pengalas
Bebaskan daerah yang akan di injeksi
Pakailah handscoon
Bersihkan kulit menggunakan kapas
alkohol dari dalam ke luar
Masukan spuit dengan sudut 45
Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada
darah masuk ke spuit
Masukan obat secara perlahan
Cabut jarum
Buang spuit dalam bengkok
Tahap terminasi :
Rapikan klien, lakukan evaluasi,
membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu dokumentasi.
3 Injeksi Intra Muscular
Definisi :Adalah
pemberian obat atau cairan dengan cara dimasukan langsung kedalam otot.
Lokasi :
Otot vastus lateralis
Otot ventrogluteal
Otot deltoid
Dorsa gluteus
Sepertiga sias atas
Kecepatan Obat :
Rute IM memungkinkan absorbsi obat
yang lebih cepat daripada SC karena pembuluh darah lebih banyakdi otot.
Berlangsung sekitar antara 10 – 30 menit.
Peralatan :
Sarung tangan 1 pasang
Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
Jarum steril
Kapas alkohol dalam kom
Perlak dan pengalas
Obat sesuai program terapi
Baki atau troli
Bengkok 1
Prosedur Injeksi :
Tahap Pra Interaksi
Lakukan verifikasi data.
Mencuci tangan.
Menyiapkan obat sesuai aturan.
Membawa alat ke dekat klien.
Tahap Orientasi :
Memberikan salam.
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan.
Menanyakan kesiapan klien.
Tahap Kerja :
Atur posisi klien
Pasanglah perlak
Bebaskan daerah yang akan di injeksi
Pakailah handscoon
Tentukan tempat penyuntikan
Bersihkan kulit dengan kapas alkohol
Regangkan kulik, masukan spuit
dengan sudut 90 derajat, dengan kedalaman 2/3 jarum
Lakukan aspirasi, pastikan tidak ada
darah masuk ke spuit
Masukan obat secara perlahan
Cabut jarum, tekan daerah tusukan
menggunakan kapas alkohol.
Buang spuit dalam bengkok
Tahap terminasi :
Rapikan klien, lakukan evaluasi,
membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu dokumentasi.
4 Injeksi Intra Vena
Definisi : Adalah
pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kedalam pembuluh darah vena.
Lokasi :
Pada vena yang nampak jelas, lurus,
jauh dari tulang
Kecepatan Obat :
Menghasilkan efek tercepat sekitar
18 detik
Peralatan :
Peralatan :
Sarung tangan 1 pasang
Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
Jarum steril
Torniquet
Kapas alkohol dalam kom
Perlak dan pengalas
Obat sesuai program terapi
Baki atau troli
Bengkok 1
Prosedur injeksi :
Tahap Pra Interaksi
Lakukan verifikasi data
Mencuci tangan
Menyiapkan obat sesuai aturan
Membawa alat ke dekat klien
Tahap Orientasi :
Memberikan salam
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Menanyakan kesiapan klien
Tahap Kerja :
Membaca tasmiyah
Mengatur posisi klien dan pilih vena
dari arah distal
Memasang perlak dan alasnya
Bebaskan daerah yang akan di injeksi
Ikat dengan torniquet 5 cm proksimal
yang akan di tusuk
Pakailah handscoon
Bersihkan kulit dengan kapas alkohol
dari dalam ke luar
Pegang spuit dengan sudut 30
Tusukan dengan kemiringan 30
Lakukan aspirasi dan pastikan darah
masuk ke spuit
Buka torniquet
Masukan obat secara perlahan
Cabut spuit dan tekan daerah tusukan
dengan kapas alkohol
Buang spuit dalam bengkok.
Tahap terminasi :
Rapikan klien, lakukan evaluasi,
membaca tahmid, berpamitan, bereskan alat, cuci tangan lalu dokumentasi.
5 Injeksi Bolus Intra Vena
Definisi: Adalah
pemberian obat dengan cara dimasukan langsung kedalam pembuluh darah vena yaitu
melalui bolus.
Prinsipnya sama dengan intra vena
yaitu obat dimasukan ke dalam pembuluh vena.
Untuk peralatan :
Sarung tangan 1 pasang
Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
Jarum steril
Kapas alkohol dalam kom
Perlak dan pengalas
Obat sesuai program terapi
Baki atau troli
Bengkok 1
Tahap injeksi kita tetap melakukan
tahap pra interaksi, orientasi, tahap kerja, tahap terminasi.
Tahap Kerjanya :
Bolus di desinfektan menggunakan
kapas alkohol
Klem selang infus atau guyur
disesuaikan kondisi
Masukan jarum dalam bolus, tarik
plunger untuk aspirasi
Masukan obat secara perlahan
Atur kembali klien
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memasukan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir atau menembus
suatu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa menggunakan alat suntik. (
depkes RI 1994 ).
Obat dimasukan ke dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot dan ke dalam
vena dan pemberian ini lebih cepat diserap daripada melalui oral. ( WHO 1998 ).
Jadi pemberian obat perenteral adalah pemberian obat atau cairan dengan
cara dimasukan langsung kedalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot ataupun ke
dalam vena.
Penyuntikan dilakukan dengan cara :
Intra cutan
Subcutan
Intra muscular
Intravena
Perbolus ( prinsip sama dengan intravena )
B.
SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
C. Daftar Pustaka
Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI,
Jakarta.
WHO, (1998
), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural
hospitals.
Departemen kesehatan
RI, dirjenyanmed, 1991. Prosedur keperawatan Dasar, Direktorat rumah sakit dan
pendidikan.
http: //
arsegofconfb.blogspot.com
Komentar